Tips Mencegah Perilaku Sexs Yang Lebih Dini Dengan Makan Pagi
Mencegah Perilaku Sexs Ynag Lebih Dini dengan sarapan..??
Memang sulit dipercaya, manfaat mengisi piring dengan menu sarapan ternyata memang nyata. Di samping membantu Anda makan lebih sedikit pada jadwal makan berikutnya, sarapan yang banyak juga membantu menurunkan berat badan, asalkan Anda cerdas mengelolanya.
Umpamakan saja orang obesitas yang berdiet dengan menyantap sarapan 600 kalori kaya protein dan karbohidrat (misalnya telur dadar, irisan daging kalkun, roti gandum dan pisang), potensi penurunan berat badan lebih besar ketimbang rekannya yang hanya menyantap setengah porsi tersebut.
Mengapa demikian? Para ahli berspekulasi bahwa mengonsumsi menu seimbang dalam jumlah banyak di pagi hari membantu mengurangi keinginan menyantap karbohidrat pada jadwal makan berikutnya. Terlebih jika yang bersangkutan memang tengah menjalankan program pengurangan konsumsi karbohidrat dan kalori dengan tujuan menurunkan berat badan.
“Kalau tidak dibiasakan sarapan, jumlah asupan kalori dalam sehari cenderung dipadatkan sekaligus saat makan siang dan malam. Akibatnya, porsi makan menjadi besar,” ujar ahli gizi dan kuliner, Tuti Soenardi.
Sementara itu, ahli epidemiologi dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat, Mark A Pereira mengungkapkan, sarapan sehat adalah fondasi awal yang baik bagi jadwal makan berikutnya. Artinya, orang yang mengonsumsi menu sarapan sehat cenderung memilih menu sehat juga saat makan siang dan malam. “Hal ini pula yang mungkin membuat orang tersebut tidak tergoda makan makanan cepat saji atau jajan di penjaja makanan keliling,” jelasnya.
Untuk membentuk pola dan jenis sarapan yang baik, perlu dibiasakan sejak kecil. Untuk itu, Pareira menyarankan agar para orangtua yang memiliki anak kecil agar membiasakan anaknya yang masih bayi sekalipun supaya ikut duduk bersama mengelilingi meja makan saat waktu sarapan tiba. Dengan demikian, anak pun mampu berdisiplin dengan jadwal makan. “Dukungan seluruh anggota keluarga diperlukan untuk membentuk kebiasaan sarapan yang baik,” tandasnya.
Manakala penelitian tentang manfaat sarapan bagi kesehatan fisik (tubuh), sebuah penelitian terbaru di Jepang berupaya mengaitkannya dengan aspek psikologis, yakni kecenderungan seks pada remaja. Terdapat beberapa teori yang mengaitkan makanan dan seks, tapi penelitian ini melaporkan temuan unik. Yaitu, remaja yang kerap mengabaikan sarapan cenderung berhubungan seks pada usia lebih dini.
Berdasarkan studi yang melibatkan 3.000 partisipan pria dan wanita usia 16-49 tahun, diketahui bahwa mereka yang tidak rutin sarapan saat usia belasan mengaku telah berhubungan seks pada usia rata-rata 17,5 tahun, dibanding rata-rata usia umum 19 tahun. Adapun partisipan yang rutin sarapan, rata-rata melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 19,4 tahun.
Studi tersebut bertujuan mencari jalan paling tepat mencegah kehamilan tidak diinginkan. Kesimpulannya, kehidupan rumah yang stabil mengurangi risiko seks dini. Kepala asosiasi KB Jepang, Kunio Kitamura mengungkapkan, jika anak-anak merasa tidak nyaman dengan lingkungan keluarganya, mereka akan cenderung bergaul di luar.
“Orang yang tidak bahagia dengan orangtuanya (misalnya yang tidak menyediakan sarapan) mungkin cenderung mencari pelampiasan rasa frustrasinya dengan cara ?jajan’ di luar,” ungkap pria yang mengepalai studi tersebut. Sebagai tambahan, ujar dia, remaja yang memulai hubungan seks lebih awal cenderung terlewatkan sarapan karena mereka telat pulang ke rumah.
Lebih lanjut Kitamura mengingatkan, fakta bahwa seseorang tidak dapat menyantap sarapannya mungkin menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dalam lingkungan keluarganya. “Jadi, sebelum menyalahkan perilaku individu yang melakukan seks usia dini, ada baiknya melihat dulu kondisi dan latar belakang keluarganya,” pungkasnya.
Jepang merupakan salah satu negara dengan angka kelahiran terendah. Kaum mudanya banyak yang menunda untuk berkeluarga dan memilih mengembangkan karier dan gaya hidup. Survei tersebut juga mendapati hampir 40 persen pasangan menikah tidak berhubungan seks lebih dari sebulan. Alasannya, mereka terlalu sibuk bekerja dan bahwa seks itu menyakitkan.
wow, sulit dipercaya......
Post a Comment
Post a Comment