Tips Pintar Mengatur Keuangan Keluarga anda
KRISIS ekonomi global yang melanda dunia berdampak di semua bidang. Mulai harga sembako hingga harga-harga kebutuhan lain naik. Kendati pendapatan sudah memadai, namun tetap saja tak dapat menutupi kebutuhan keluarga. Alhasil, krisis keuangan keluarga pun terjadi di mana-mana.
Nah, agar Anda dan keluarga tak mengalaminya, psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta, Henny E Wirawan MHum Psi mengungkapkan kiat praktisnya. Menurut Henny, beratnya krisis keuangan yang dihadapi keluarga akan terasa lebih ringan bila dipikul bersama pasangan suami istri (pasutri). Di sinilah pentingnya kerja sama, komunikasi, dan saling mendukung saat persoalan-persoalan tengah dihadapi.
Istri yang tidak mengomunikasikan kesulitannya dalam mengasuh anak, mengatur rumah tangga, dan mengelola keuangan di saat krisis dengan memendam persoalan akan mencuat menjadi konflik dalam rumah tangga. Pun demikian dengan suami yang tidak mau tahu dengan masalah keluarga.
"Selain cinta dan kasih sayang, pada kenyataannya komunikasi terbuka menjadi rahasia keluarga yang berhasil. Komitmen yang terbentuk tak hanya dapat dijalani sendiri-sendiri, harus ada komunikasi dua arah yang nyambung antara satu dengan lainnya. Apalagi saat krisis keuangan dihadapi keluarga, tentu dengan komunikasi yang baik akan dapat teratasi," ucap Henny saat dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Selasa (11/11/2008).
Selain komunikasi, tambah Henny, pasutri harus saling memahami dan menerapkan komitmen untuk membangun. "Visi rumah tangga itu harus jelas, dibuat, dan ditinjau kembali. Ini terkait dengan anggaran pembelanjaan dan pengaturan urusan rumah tangga lainnya," imbuhnya.
Mawas diri juga diperlukan saat krisis ekonomi mendera. Mengukur kemampuan diri itu dilakukan dengan cara tidak membandingkan orang lain. Bahkan, sebisa mungkin Anda dan pasangan mendata kemampuan apa yang dimiliki, butuh pengeluaran apa saja, dan apa yang bisa ditangguhkan.
"Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan, Anda dan pasangan harus menyederhanakannya kembali dengan cara menghemat, yaitu bijaksana menentukan pembelanjaan. Intinya restrukturisasi anggaran belanja dan keluarga penting dilakukan, di samping mencari pendapatan-pendapatan lain yang halal," pungkasnya.
Post a Comment
Post a Comment