Dr. Robert Schroth dari University of Manitoba melaporkan bahwa para ibu dari anak-anak yang memiliki masalah gigi berlubang pada usia dini memiliki kadar vitamin D yang sangat rendah selama masa kehamilan dibanding para ibu yang anak-anaknya tidak memiliki masalah gigi berlubang.
Tim studi ini melibatkan 206 wanita pada masa kehamilan menginjak trimester kedua (bulan ke enam) “yaitu saat gigi awal (gigi susu) mulai tumbuh dan mengeras karena zat kapur”, Schroth menjelaskan. Mereka mengukur kadar vitamin D pada darah wanita yang dilibatkan dan melanjutkannya hingga anaknya berumur sekitar satu tahun.
Hanya 21 wanita (10,5 %) ditemukan memiliki kadar vitamin D yang mencukupi. Kadar rata-rata vitamin D mereka kira-kira separuh dari yang dianggap cukup, para peneliti menemukan.
Diantara 135 bayi yang giginya diperiksa oleh tim ini, kira-kira 22% jelas-jelas mengalami kerusakan enamel, dan kira-kira 34% mengalami kerusakan gigi di awal masa anak-anak.
Ibu-ibu dari anak-anak yang mengalami kerusakan enamel pada gigi susu mereka memiliki kadar vitamin D lebih rendah di bawah rata-rata dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kerusakan enamel, tetapi perbedaan itu secara statistik tidak begitu berarti.
Namun demikian, ibu-ibu yang mempunyai anak-anak dengan kerusakan dini pada gigi memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah secara signifikan selama masa kehamilannya dibanding ibu-ibu yang anak-anaknya tanpa kerusakan gigi.
“Dengan memperhatikan bahwa 90% dari kelompok studi ini adalah wanita Aborigin perkotaan, hasilnya tidak mungkin dapat sepenuhnya dianggap mewakili publik dalam skala luas,” kata Schroth.
“Walaupun demikian, ini adalah studi pertama yang diketahui telah diujicobakan untuk mengaitkan kadar vitamin D dalam darah dengan kesehatan mulut bayi, khususnya yang mengalami kerusakan gigi, dan menyimpulkan satu keterkaitan yang signifikan,” kata Schroth.
Post a Comment