1. Hubungan yang dimulai dari prinsip bertepuk sebelah tangan.
Ada seorang pria atau wanita yang tergila-gila pada calon pasangannya sehingga menjadi berlebihan. Telepon lebih dari 3 kali satu hari, memberikan berbagai jenis hadiah dan perhatian. Sebenarnya tidak ada yang salah dari semua itu, jika saja semua itu berjalan dua arah. Yang bermasalah ialah jika hal itu hanya satu arah saja.
Pada akhirnya, hubungan ini akan berkembang menjadi hubungan yang tidak sehat, karena salah satu pihak mencintai pihak lainnya dengan kadar yang lebih tinggi dan tidak seimbang. Padahal dalam hubungan yang sehat, harus terdapat equality atau persamaan. Hubungan ini juga dapat menjadi "asas manfaat". Maksudnya, pihak yang merasa sebagai ‘objek cinta' bisa mengambil keuntungan dan memanfaatkan subjeknya. Hubungan ini bisa juga didasarkan oleh rasa kasihan yang efeknya jelas tidak baik di masa depan.
2. Hubungan yang dimulai karena sebuah ‘fantasi'.
Didalam proses hidup, kadang ada saat-saat dimana seseorang berada dalam masa ‘fantasi'. Contohnya, ditengah kesibukan bekerja, seorang pria berlibur kesatu daerah tertentu dan bertemu dengan seorang wanita yang juga sedang berlibur di daerah itu. Dalam keadaan ini, jika kedua orang itu saling tertarik, maka mereka cenderung menjalin hubungan asmara.
Inilah yang disebut hubungan ‘fantasi'. Keduanya sedang diluar rutinitas mereka dan terjebak bersama dalam suasana santai yang sifatnya hanya ‘sementara'. Cepat atau lambat ketika mereka kembali ke rutinitas kerja atau ke tengah keadaan yang ‘nyata', mereka seperti ‘tercelik kembali'. Dan ketika itu terjadi, hubungan ‘fantasi' itu bisa cepat buyar.
3. Hubungan yang dimulai karena sebuah pemberontakan terhadap keluarga atau orang tua.
Contohnya, seorang pria yang memilih wanita dengan kriteria yang tidak disukai oleh ibunya, karena ada kemarahan atau dendam tertentu yang disimpan si anak terhadap sang ibu.
Si anak sendiri mungkin tidak terlalu cocok dengan pasangan pilihannya, Tapi ia memaksa untuk ‘bertahan' agar orangtuanya merasa jengkel. Hubungan seperti ini banyak terjadi di masyarakat kita. Pada akhirnya, hubungan yang sudah pasti tidak mendapat restu ini dapat berakhir dengan kekecewaan dan penuh kepahitan karena berbagai masalah, yang terkecil sekalipun.
4. Hubungan yang dimulai dalam keadaan emosi yang masih terluka akibat patah hati.
Ada tipe orang yang sesegera mungkin mencari tambatan hati baru, sehabis patah hati. Entah ia menggunakan orang baru sekedar untuk mengalihkan perhatiannya, untuk melampiaskan semua kesedihan dan kekecewaannya, atau bahkan untuk berniat balas dendam. Dan semuanya itu bisa terjadi tanpa disadari oleh orang tersebut.
Sebenarnya, mungkin saja ia bisa tulus mengasihi kekasih barunya. Tapi kebanyakan orang yang patah hati masih membawa-bawa pengalaman pahitnya di masa lalu. Intinya, jangan memaksakan diri untuk membangun hubungan serius dengan orang yang baru patah hati. Kalau memang hati sudah keburu tertambat padanya, sebaiknya tunggu sampai beberapa waktu sampai si dia benar-benar siap lahir batin.
5. Hubungan yang timbul dari rasa kekaguman berlebihan.
Contohnya, seorang wanita yang berpacaran dengan seorang pria yang adalah role model atau tokoh idolanya. Ini juga awal dari hubungan yang tidak sehat. Seseorang yang mengagumi pasangannya secara berlebihan biasanya sudah memiliki ekspektasi atau harapan berlebihan terhadap pasangannya. Ada satu gambaran kesempurnaan terhadap pasangannya.
Sedangkan pada kenyataannya, tidak ada satu manusiapun yang sempurna! Sang idola bisa saja membuat kesalahan yang akan mengecewakan pasangannya. Dan ini bisa membuat hubungan tersebut retak pelan-pelan atau bahkan langsung hancur berantakan.
6. Hubungan yang dimulai sebagai hasil dari satu perselingkuhan.
Belakangan, banyak orang yang terjerat dengan masalah yang satu ini. Jatuh cinta dengan seseorang yang sudah punya pasangan memang menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Padahal permainan berbahaya ini sangat merugikan dan benar-benar salah! Didalamnya, biasanya terdapat luka dan kepahitan, kebohongan, dan pengkhianatan.
Dan orang yang pernah memutuskan untuk terlibat perselingkuhan biasanya akan mengulangi perbuatannya terhadap pasangan barunya. Si penggoda yang merebut pasangan orang lain juga akan diliputi perasaan bersalah dan beresiko menjadi korban pengkhianatan pasangannya, kurang lebih seperti hukum tabur tuai. Karena itu, berhentilah bermain api, dan carilah pasangan yang masih available!
Dengan mengetahui kemungkinan-kemungkinan tersebut, mari memulai hubungan dengan cara yang aman dan benar didasarkan oleh cinta yang murni.
Post a Comment