Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam laporan terbaru Parlemen Eropa yang mengkritik kebijakan Turki dan menilainya sangat provokatif. Erdogan pun menegaskan, jika Uni Eropa lebih membutuhkan Turki, dan bukan sebaliknya.
"Uni Eropa perlu Turki, lebih dari Turki membutuhkan Uni Eropa," kata Erdogan dalam pertemuan dengan para pejabat lokal di Istana Presiden di Ankara, Selasa (19/4/2016), dikutip kantor berita Turki Andolu Agency.
Dalam sebuah pertemuan dengan pejabat lokal di istana kepresidenan di Ankara, Erdogan balik mengkritik isi laporan yang mengkritik Turki dalam hal pembangunan konstruksi besar-besaran, keamanan serta kebebasan pers.
Merujuk pada artikel 17 dari laporan mengenai proyek-proyek konstruksi besar, Erdogan menyebut: �laporan parlemen Uni Eropa provokatif�.
Dalam artikel tersebut, parlemen Eropa secara genting meminta pemerintah Turki �untuk beroperasi dengan penilaian lingkungan dan sosial dan untuk secara serius melibatkan penduduk lokal dalam perencanaan proyek agar efek negative jangka panjang dari urbanisasi, pemakaian ruang dan degradasi lingkungan dapat dihindari sebisa mungkin�.
Menyebut bahwa para penulis laporan tersebut ingin menghambat oriyek-proyek tersebut, Erdogan berkata: �Turki tak akan menyerahkan target-target 2023-nya, dan anda harus menanamkan ini dipikiran anda.�
Turki memiliki banyak proyek raksasa yang diharapkan akan selesai pada 2023, tepat satu abad berdirinya republik Turki, termasuk Kanal Istanbul, sebuah jalan laut buatan sejajar dengan Bosphorus yang akan menghubungkan laut hitam dengan laut Marmara.
Proyek lain, Bandar udara ketiga Istanbul, dengan kapasitas 160 juta penumpang per tahun, sedang dalam pembangunan di distrik Arnavutkoy di Istanbul.
Ada lagi jembatan Yavus Sultan Selim, jembatan ketiga yang melintang di selat Bosphorus, yang juga menjadi penghubung lain antara Eropa dan Asia.
Erdogan menyebut bahwa laporan tersebut tidak mengikat Turki dan menambahkan: �laporan tersebut telah dikembalikan� kepada Uni Eropa di Ankara.
"Reaksi kami tidak kepada laporan itu ataupun parlemen Eropa, tapi reaksi kami adalah karena bagaimana sedikitnya laporan tersebut dipersiapkan dengan pendekatan yang konstruktif�, sebutnya.
Erdogan juga mengecam laporan itu karena tidak memuji keputusan Turki untuk menjadi tuan rumah bagi 3 juta pengungsi Suriah. "Tiga juta orang telah berada di negeri ini, sehingga mereka tidak mengganggu Eropa. Apakah ada sesuatu tentang hal itu dalam laporan?" kata Erdogan.
"Pada saat hubungan kita dengan Uni Eropa berada dalam fase positif mengenai migran, adalah hal provokatif untuk keluar dengan laporan seperti itu," tukasnya.
�Anda harus tahu bahwa Uni Eropa lebih butuh Turki dibanding Turki butuh Uni Eropa,� Erdogan menekankan di ujung pidatonya.
Erdogan juga menyebut bahwa laporan ini mengadopsi pandangan partai oposisi (Komunis Kurdi) Partai Rakyat Demokratik (HDP). �Untuk alasan ini, tak mengejutkan bahwa laporan tersebut telah dipersiapkan dalam cara seperti ini.� portalpiyungan.com
Post a Comment