Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak pernah terlepas dari setiap ujian, cobaan dan rintangan. Namun tahukah kamu bahwa ternyata salah satu diantaranya ada yang dapat membuat dosa berguguran ?
Hal ini dikarenakan Allah SWT begitu menyayangi setiap hambaNya. Sehingga diantara ujian dan cobaan yang Ia berikan, ada yang dapat menggugurkan dosa manusia. Terlebih lagi apabila manusia tersebut mampu menghadapinya dengan sabar dan ikhlas, maka bukan hanya dapat menggugurkan dosa namun Allah SWT juga akan meninggikan derajatnya.
Dan Inilah Salah Satu Hal yang Dapat Menggugurkan Dosa
Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda �Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah SWT akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.� (HR. Bukhari)
Dengan demikian, salah satu hal yang dapat menggugurkan dosa adalah sakit. Namun sayangnya, tidak sedikit orang yang mengeluh jika ia mengalami sakit. Padahal hal tersebut merupakan keistimewaan yang Allah SWT berikan kepadanya.
Sejatinya sakit merupakan sarana untuk tafakur, memohon ampun dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga semestinya sakit menjadi kesempatan emas untuk semakin memperbanyak bersyukur.
Hal ini dikarenakan dengan sakit maka Allah SWT sedang mengingatkan kita serta memberikan kesempatan untuk dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Bahkan rasa sakit karena tertusuk duri sekalipun merupakan peluang emas untuk dihapuskannya dosa-dosa kita. Hanya saja hal ini akan diperoleh apabila kita mampu menyikapi sakit dengan bertafakur dan bersyukur. Dan bukannya tenggelam dalam keluh kesah atau menggerutui keadaan.
Bahkan hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW bahwa, �Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.� (HR. Bukhari)
Selain itu ketika sakit, seorang manusia tetap akan mendapatkan pahala dari amal kebaikan yang biasa dilakukannya sewaktu sehat. Hal ini disebabkan ia tidak bisa menjalankan amal kebaikan bukan dikarenakan ketidak-mauannya namun lebih dikarenaka ia berada dalam keadaan sakit.
Misalnya jika ia terbiasa untuk shalat berjamaah di masjid, namun karena sedang sakit maka ia tidak bisa melakukannya. Maka ia akan tetap mendapatkan pahala seperti orang yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
�Apabila salah seorang hamba sakit atau bepergian (safar), maka Allah mancatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia tidak bepergian atau sehat.� (HR. Bukhari)
�Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikan, maka Allah berfirman kepada malaikat,�Catatlah bagi hamba-Ku pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sehat.� (HR. Abu Hanifah)
Disamping itu, jika ia sabar dan ikhlas dalam menghadapi sakitnya maka Allah SWT akan menaikkan derajatnya. Terlebih lagi di dalam surga ada derajat-derajat tertentu yang harus dicapai. Sehingga bila seorang muslim tidak bisa mencapainya dengan amal maka ia bisa memperolehnya dengan musibah atau penyakit yang di deritanya.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda bahwa, �Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia dapat mencapai derajat itu.� (HR. Thabrani)
Dan bukan hanya dapat menggugurkan dosa serta meninggikan derajat, seseorang yang sakit lalu ia menghadapi penyakitnya dengan penuh kesabaran maka ia juga akan memperoleh ganjaran berupa surga.
Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT berfirman, Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.� (HR. Ahmad)
Dengan demikian, sakit yang menimpa manusia memiliki hikmah yang besar disisi Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, �Setiap cobaan apa saja yang menimpa seorang Muslim, sampai sebuah tusukan duri, adalah karena salah satu dari dua sebab, yakni karena Allah hendak mengampuni kesalahannya yang tidak dapat diampuni melainkan dengan cobaan itu, atau Allah hendak memberi suatu kemuliaan yang tidak dapat dicapainya kecuali melalui cobaan itu.� (HR. Ibnu Abi Dunya).
Bahkan Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya "Tadzkirah Rahasia Kematian" mengatakan bahwa kematian merupakan kafarat bagi seorang muslim. Sehingga sakit yang diderita oleh seorang Mukmin menjelang akhir hayatnya dipandang sebagai tanda kasih sayang Allah SWT.
Seperti yang dijelaskan dari Abu Nu'aim bahwa Rasulullah SAW bersabda, , �Sesungguhnya seorang Mukmin yang melakukan kesalahan lalu diperberat (sakitnya) pada saat kematian, niscaya kesalahannya itu dihapuskan. Seorang kafir yang melakukan kebajikan, dipermudah kematiannya sebagai balasan kebajikan yang telah dilakukannya.�
Post a Comment