Proses autopsi jenazah almarhum Siyono akhirnya digelar hari ini, Ahad (03/04). Di bawah pengawalan ketat KOKAM, pasukan militernya Muhammadiyah, autopsi dilangsungkan sejak pukul 06.00 pagi.
Sriyanto, komandan KOKAM dari Kecamatan Gantiwarno, Klaten menjadi salahsatu tenaga yang dikerahkan untuk menggali makam Siyono. Secara tegas, ia tak mau bercerita secara terbuka terkait proses penggalian makam dan kondisi jenazah Siyono. �Saya takut salah tafsir nanti mas,� ujar Sriyanto usai proses penggalian usai.
Namun, salah seorang anggota Kokam lainnya bercerita bahwa ia merasa takjub saat ia ikut dalam proses penggalian makam Siyono.
�Subhanallah. Luar biasa sekali. Jasadnya utuh, tidak ada bau sama sekali,� ujar seorang anggota Kokam di Masjid Muniroh samping kediaman Siyono seperti yang dilansir oleh kiblat.net.
Pria setengah baya yang enggan disebutkan namanya ini menjelaskan kondisi jasad Siyono masih utuh, sama seperti dikuburkan sekitar duapuluh hari yang lalu. �Giginya masih utuh, hanya rambutnya saja yang sedikit berkurang,� tambahnya.
Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi keutuhan jasad Almarhum Siyono. Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., Sp. Perio (70 tahun) yang memimpin proses autopsi. Menurut Prof. Dibyo, kondisi tanah lempung yang basah di sekitar makam sangat membantu awetnya kondisi jenazah.
�Proses autopsi yang dilakukan terhadap Siyono bukanlah autopsi untuk identifikasi namun penentuan tempat luka/trauma pada jasad Siyono,� ujar Prof. Dibyo seperti dituturkan Endro.
Pakar odontologi forensik ini melanjutkan, biasanya dalam rentang waktu dua puluh hari kondisi perut jenazah pada umumnya sudah dalam keadaan terburai. Namun, hal itu tidak terjadi pada jenazah Almarhum Siyono.
�Dokter-dokter forensiknya juga banyak yang gak pakai masker. Karena tidak berbau,� sebut Endro.
PP Muhammadiyah mengerahkan 9 dokter spesialis forensik untuk memeriksa jasad Almarhum Siyono. Sebagaimana diketahui, proses autopsi dilakukan terhadap jasad Siyono karena ada dugaan penyiksaan yang diterima Siyono selama berada dalam penahanan Densus 88. Polda Jawa Tengah juga mengutus dokter spesialis forensik untuk dilibatkan dalam proses autopsi.
Warga Dusun Brengkungan dan pengunjung sempat dikejutkan oleh kedatangan satu kompi (SSK) Brimob Polda Jateng. Pasalnya, mereka datang dengan senapan laras panjang, dilengkapi gas airmata memasuki areal pemakaman. (sp/kiblat)
Post a Comment