KH. ABDULLAH GYMNASTIAR
SAUDARAKU. Misalkan setelah berjuang keras menahan, akhirnya kita buang angin juga di depan orang-orang. Kira-kira apa yang kita inginkan dari orang lain saat itu? Biasanya kita ingin semua yang hadir pura-pura tuli. Kita bersikap tenang walaupun nyata dentumannya.
Nah, kalau begitu, mengapa ketika ada orang lain buang angin kita suka rewel? Seharusnya kita berlaku sebagaimana ingin diperlakukan orang. Misalnya, kalau tidak mau kesalahan kita dibeberkan, maka jangan membeberkan kesalahan orang. Kalau tidak mau dipermalukan, maka jangan berbuat sebaliknya. Kalau kita berbuat salah ingin dimaafkan, maka maafkanlah kesalahan orang lain.
Kita bisa lebih banyak berbuat baik sebab Allah sudah menanam semacam perangkat lunak kebaikan pada tiap-tiap hati manusia. Kalau ada yang berbuat buruk kepada kita, itu adalah ladang pahala untuk memaafkan dan mendoakannya kebaikan.
Misalkan ada yang berutang kepada kita dan dia tidak mau membayar. Apa kita mau sesak nafas tiap mengingatnya? Nanti bisa jadi dia makin tidak bisa membayar karena doa yang buruk. Maafkan dan doakan dia kebaikan,Ya Allah, bukakan pintu rezeki dan pintu hatinya, serta berikan kelapangan dan kekuatan iman baginya. Tidak rugi berdoa begini. Bahkan lembut wajah kita saat berdoa saja sudah amat menguntungkan bagi kita sendiri.
Bandingkan jika kita berdoa dengan doa dendam, Grrr...kemarin dia janji bayar 300 ribu, tapi nyatanya cuma 250 ribu. Dia mau ditabrak truk tonton terserah, ya Allah. Doa dilindas tronton karena selisih 50 ribu ini kejam, saudaraku. Maafkan, dan doakan saja yang baik untuknya. Doa kebaikan itu tidak perlu diberi tahu padanya supaya mustajab.
Jangan tanggung kalau kita mau menjadi baik. Walaupun tersembunyi tetap saja kita berbuat baik. Misalnya, Ya Allah, mungkin dia tidak berniat menipu saya, atau mungkin dia memang penipu yang tanpa niat juga tetap menipu. Apa pun, mudah-mudahan ini tipuannya yang terakhir kali, dan jauhkan saya dari perbuatan begitu. Kita berhati baik, berpikir baik, berbuat baik dan berdoa yang baik, karena semuanya akan kembali kepada kita.
Dari Abu Hurairah RAmeriwayatkan bahwa Rasulullah saw berdiri di samping beberapa orang yang sedang duduk, lalu beliau bersabda,Maukah kuberitahu kepada kalian tentang orang yang paling baik dan orang yang paling buruk di antara kalian?
Mereka pun terdiam tidak ada yang menjawab. Lalu Nabi saw bertanya kembali hingga tiga kali. Maka salah seorang dari mereka berkata,Silakan, wahai Rasulullah, beritahukan kepada kami tentang orang yang paling baik dan paling buruk di antara kami.
Rasulullah bersabda,Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang selalu diharap-harapkan kebaikannya, dan orang lain merasa aman dari keburukannya. Sedangkan orang yang paling buruk di antara kalian adalah orang yang tidak diharapkan ada kebaikan padanya, dan orang lain tidak aman dari keburukannya.(HR. Imam at-Tirmidzi)
Saudaraku. Orang yang baik itu bikin kangen. Baru melihatnya saja kita jadi ingat kepada Allah. Karena omongan, pikiran dan akhlaknya yang baik mengingatkan kita kepada Allah dan akhirat, serta menambah ilmu, amal, dan keyakinan kita kepada-Nya.
Dari Ibnu Abbas ra menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah ditanya, Wahai Rasulullahmanakah di antara kawan-kawan kami yang terbaik?Maka beliau menjawab,Seseorang yang dengan melihatnya mengingatkan kalian kepada Allah, dengan perkataannya bertambah amal kebaikan kalian, dan amal-amalnya mengingatkan kalian kepada akhirat.(HR. Imam Abu Yala)
Oleh sebab itu, kalau kita mencari teman atau sahabat, carilah yang membuat kangen seperti itu. Supaya amal-amal saleh kita juga ikut bertambah. Termasuk dalam mencari calon suami atau istri. Mungkin perlu dipertimbangkan lagi atau bersama-sama kita perbaiki, kalau misalkan saat melihat wajah calon kita itu, yang langsung diingat adalah dompet dan cicilan.
Nah, bagaimana caranya kita mendapat teman yang baik? Mulailah dari diri sendiri, yakni dengan menjadi teman yang baik bagi orang lain. Jadikan diri kita sebagai teman yang bikin kangen.
Seperti dengan memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, serta tidak mengingat atau menyebut keburukan orang lain. Karena mengingat keburukan orang lain justru membikin hidup kita sendiri tidak nyaman. (inilah.com)
Post a Comment