Gadis cantik asal Malaysia, Christine Jiaxin Lee, seakan mendapat durian runtuh ketika pada 2012 rekeningnya di Westpac Bank tiba-tiba menggelembung menjadi 2,3 juta pound sterling atau sekitar Rp 44 miliar.
Tanpa tanya sana-sini dari mana uang itu berasal, gadis 21 tahun itu memutuskan untuk hidup hura-hura dan belanja barang-barang mewah.
Tak tanggung-tanggung, media online Nine News melaporkan Christine diduga menghabiskan 1,7 juta pound sterling dalam waktu kurang dari satu tahun.
Tidak itu saja, mahasiswi teknik kimia ini sempat menetap di Sydney selama lima tahun.
Namun petualangan Christine berakhir ketika pada Rabu, 4 Mei 2016, malam waktu setempat. Dia ditahan kepolisian Australia di Bandara Sydney ketika akan pulang ke negara asalnya.
Christine ditahan karena dituduh menyalahgunakan uang di rekeningnya yang ternyata hasil salah transfer.
Dalam sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Waverley pada Kamis kemarin, Christine dianggap tidak jujur. Mengambil keuntungan dengan penipuan, dan secara sadar berurusan dengan tindak kriminal.
Saat ini Christine masih punya utang 1,7 juta pound sterling kepada bank tempat dia membuka rekening.
Kasus ini cukup menyita perhatian media karena lamanya proses penangkapan Christine yang menyalahgunakan uang sejak 2012.
Pihak bank sebenarnya telah berulang kali menghubungi Christine untuk memberitahukan bahwa telah terjadi kesalahan transfer. Namun tidak satu pun panggilan dari bank itu yang ditanggapi oleh Christine.
Christine seperti dengan sengaja mengabaikan panggilan dan email yang dikirimkan oleh Westpac Bank.
Dalam keterangannya di pengadilan, pengacara Christine, Fiona McCarro, mengatakan polisi sebenarnya sudah mencium gelagat aneh dengan penarikan uang besar-besaran dari rekening gadis tersebut pada 2012.
Namun kepolisian baru mengeluarkan surat perintah penahanan empat tahun kemudian, atau pada 4 Maret tahun ini. Bersamaan dengan keluarnya surat penahanan dirinya, Christine cepat-cepat mengurus paspor untuk pulang ke Malaysia.
Rupanya, dia sudah tahu bahwa polisi Australia berusaha menghubunginya. McCarro mengatakan Christine pulang cepat-cepat karena orang tuanya sedang sakit.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Christine akan menjalani sidang lagi di Pengadilan Downing Centre pada 21 Juni mendatang. Dream
Post a Comment