Diantara kepribadiannya, Hasan al Banna adalah figur pemersatu, cekatan dalam berkomunikasi dan bijak dalam menyelesaikan pertentangan praktik keagamaan dalam masyarakat. Dikisahkan al Banna masuk ke sebuah masjid pada bulan puasa ketika orang-orang sedang bertikai perihal bilangan rakaat tarawih, antara 11 dan 23 rakaat. Al Banna dengan bijak menghampiri dan bertanya kepada mereka.
"Menurut kalian apa hukumnya shalat tarawih?"
"Sunnah," jawab mereka serentak.
Lalu Al Banna bertanya, "Apa hukum bertengkar dengan sesama kaum Muslimin di masjid?
Semua sepakat menjawab: "Haram".
Al Banna lalu menyadarkan mereka pentingnya menjaga persatuan kaum Muslimin dan menghindarkan perselisihan.
"Mengapa kalian melakukan yang haram (bertengkar) demi mempertahankan yang sunnah (tarawih)?"
___
by Ahmad Dzakirin
Penulis buku: 8 Dekade Pergulatan Politik Ikhwanul Muslimin Menuju Kekuasaan
*Foto: Hasan Al-Banna dalam ceramah rutin pekanan tiap Selasa "Haditsuts Tsulatsa" di markaz Ikhwanul Muslimin, Mesir. (Sumber: alrakoba)
Post a Comment