Keserakahan dan arogansi Ahok dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Jakarta sudah diluar batas kewajaran.
Perlakuan terhadap para warga mencaci dan menyamakan orang lain dengan kotoran manusia, hingga menuduh ibu-ibu pencuri tisu di toilet, sampai memaksa RT RW agar ikuti kemauannya.
Belum lagi soal penggusuran yang dilakukan di wilayah miskin yang nota bene adalah penduduk pribumi, dianggap sebagai salah satu bentuk keserakahan Ahok yang ingin menyenangkan para cukong.
Akibatnya sebuah kejadian, ketika akan meresmikan salah satu taman di wilayah Rawa Badak Jakarta Utara, beredar himbauan agar tidak menerima Ahok untuk hadir, dan Ahok yang ketakutan, akhirnya meminta agar peresmian diwakili oleh Wakil Gubernur Djarot.
Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh warga Jakarta Utara khususnya, seharusnya menjadi catatan tersendiri untuk Ahok, agar bisa lebih peka, dan bisa menjadi lebih baik, namun kesombongan dan keangkuhannya, justru Ahok semakin menjadi dengan menantang warganya sendiri.
�Rumah sampai dijaga oleh sepasukan bersenjata lengkap, itu hanya rumah milik mafia, bukan Gubernur, apalagi Gubernur DKI, siapa yang akan menyetang kesana ?� Ujar Bastian P. Simanjuntak heran.
Bahkan saat ini menurut salah satu informasi yang diterima Bastian, jika Ahok sekeluarga sudah tidak menempati lagi rumah yang dijaga oleh pasukan di daerah Pluit.
�Sungguh keterlaluan, Ahok seakan-akan memperlihatkan jika dia akan dianiaya oleh warga Jakarta, sampai-sampai harus meninggalkan kediamannya,� bahkan Bastian memperkirakan perginya Ahok dari rumahnya di Pluit ke salah satu rumah yang tidak diketahui berada dimana, sebagai bagian dari ketakutannya.
�Ahok ini menempatkan dirinya sebagai musuh masyarakat, sementara masyarakat sendiri yang dia anggap musuh adalah warga DKI yang seharusnya justru dia ayomi, bukannya dia jadikan musuh,� ucap Bastian.
Bahkan sambil berkelakar, namun terlihat serius, Bastian memperkirakan jika sebenarnya Ahok sedang mempersiapkan diri untuk melarikan diri karena takut akan dipenjara oleh KPK.
�Kenapa tidak, dia (Ahok) itu manusia yang nyalinya cuma besar di mulut, giliran suruh menemui warga ketakutan, nah sekarang ini malah sembunyi seperti maling,� ujar Bastian tertawa, ketika mendapat kabar soal Ahok pindah rumah dari Pluit.
Bastian ingin mengetahui alasan Ahok sampai pergi meninggalkan rumahnya dan dibiarkan kosong, karena menurut Bastian tidak ada alasan harus berbuat sedemikian.
�Sekali lagi saya tekankan, Ahok itu sebenarnya maling, ketika ketahuan lari sembunyi, kalau memang Gubernur yang benar, hadapi saja, karena merasa diri tidak benar akhirnya sembunyi dari warga Jakarta, padahal warganya cuma demo di KPK bukan di rumahnya,� ujar Bastian sambil geleng kepala. (pb)
[Nusanews.com]
Post a Comment