Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menampik kabar harga sejumlah kebutuhan bahan pokok sudah melonjak menjelang bulan Ramadan. Kalla menilai kenaikan harga bahan pokok, seperti daging dan bawang, lantaran kurangnya ketersediaan.
"Tentu harga itu (naik) karena supply yang kurang," kata Kalla saat ditemui di Masjid lstiqlal, Jakarta, Sabtu 28 Mei 2016.
Dia memastikan bahwa pemerintah terus berusaha untuk menekan kenaikan harga bahan pangan tersebut. Salah satu upaya yang tengah disiapkan adalah impor. �Ya, kalau kurang, kita butuh berapa tahun untuk swasembada," kata dia.
Sebelumnya, Kalla sempat mengungkapkan bahwa setiap Ramadan hingga Lebaran, permintaan akan kebutuhan bahan pokok relatif tinggi.
Setiap Ramadan dan Lebaran permintaan telur dan daging memang meningkat. Pemerintah harus menyiapkan stok agar distribusi terus berjalan dan tidak terjadi kelangkaan. Permintaan yang tinggi, namun stok terbatas, membuat harga pangan menjadi mahal.
Hal demikian juga terjadi pada bawang. Dalam keadaan usai panen, bawang termasuk melimpah. Namun melimpahnya bawang itu, tidak bisa disimpan karena harus ada alat khusus berupa cold storage atau ruang pendingin.
Menurut dia, kenaikan harga pangan ini malah menjadi berkah bagi para petani saat bulan Ramadan. "Ya semacam hadiah Lebaran lah kepada petani. Toh yang terima itu petani. Tidak apa-apa, kalian terima hadiah Lebaran, mereka terima hadiah Lebaran dengan harga yang sedikit naik," jelas Kalla.
Baginya, dalam keadaan Lebaran dan Ramadan, di mana barang dibutuhkan secara bersamaan, maka kenaikan tidak bisa dihindari lagi. Namun menurutnya, beras tidak akan naik karena saat ramadan orang tidak akan terlalu membutuhkannya.
"Kalau bulan Ramadan orang tidak butuh beras banyak. Malah kurang karena hanya dua kali makan dari pada sebulan tiga kali," kata Wapres.
Sumber : viva
Post a Comment