Setelah tentara Islam berhasil menaklukkan Damaskus dan menata pemerintahannya, semua tentara Islam kemudian berangkat menuju kota Homs di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Al Jarrah radhiyallahu �anhu untuk melakukan pembebasan.[1] Lalu Heraklius, kaisar Romawi menyiapkan pasukan untuk mencegah tentara Islam dari penyerangan. Akan tetapi, tentara Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi tersebut. Pergerakan tentara Islam akhirnya sampai ke kota Homs dan mereka mengepungnya.[2]
Ketika pengepungan berlangsung, suhu udara sangatlah dingin. Oleh karena itu, Romawi berusaha menahan serangan Islam dengan cepat karena udara dingin tersebut. Akan tetapi pasukan Islam masih tenang, bahkan mereka mulai mengepung kota meskipun cuaca sangat ekstrim. Sedangkan pasukan Romawi berlindung di balik tembok-tembok dan benteng kota. Tentara Islam kemudian menekan dengan berbagai cara agar musuh mereka dapat keluar dari perlindungan mereka. Dalam sebuah pertempuran tentara Islam menampakkan diri sebagai pihak yang kalah di hadapan pasukan Romawi, dengan meninggalkan perbekalan dan unta-unta mereka. Pasukan Romawi terpancing, mereka mengikuti tentara Islam dan menjauh dari tembok-tembok yang membentengi mereka. Setelah dirasa mereka jauh dari benteng, tentara Islam berbalik dan kembali menghadapi mereka dengan serangan yang menghancurkan. Sebagian besar pasukan Homs terbunuh, begitu pula para pemimpinnya, sedangkan sisanya ditahan. Akhirnya, para penduduk dan penguasa Homs meminta perdamaian kepada tentara Islam. Mereka pun mengumumkan perdamaian mereka dengan cara memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mereka pun membayarkan pajak.[3]
Setelah menetapkan pemerintahan di kota Homs, Abu Ubaidah mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Al Walid radhiyallahu �anhu menuju Qansarin. Kedatangan tentara Islam menjadikan penduduk Qansarin berlindung ke dalam benteng mereka. Pemimpin tentara Islam, Khalid bin Al Walid berbicara kepada mereka, �Sungguh seandainya kalian semua berada di atas awan, niscaya Allah akan mengangkat kami ke atas sana atau kalian yang akan diturunkan kepada kami.� Maka penduduk Qansarin pun merasakan keteguhan hati tentara Islam untuk membuka kota Qansarin, dan Allah menimpakan rasa takut pada diri mereka. Sehingga mereka meminta perdamaian dan membayar pajak. Dan terjadilah perdamaian antara penduduk Qansarin dengan tentara kaum muslimin.[4]
Setelah berhasil menaklukkan Qansarin, tentara Islam kemudian melanjutkan pembebasan daerah-daerah pantai dan utara negeri Syam.[5]
Dikutip dari: Penaklukan Dalam Islam, DR.Abdul Aziz bin Ibrahim Al Umari, Penerbit Darussunnah
Note:
[1] Lihat: Khalifah ibn Khayyath, Tarikh Khalifah Ibn Khayyath 127, Al Baladziri, Futuh Al Buldan 136, Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/153, Adz Dzahabi, Tarikh Al Islam, Ahd Ar Rasyidin 128.
[2] Al Baladziri, Futuh Al Buldan 137, Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/53,
[3] Al Azdi, Futuh Asy Syam 146, Al Baladziri, Futuh Al Buldan 137, Ibnu A�tsam Al Kufi, Al Futuh 170, Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/154, Ibn Al Atsir, Al Kamil 2/491
[4] Al Baladziri, Futuh Al Buldan 150, Ath Thabari, Tarikh Ath Thabari 4/155, Ibn Al Atsir, Al Kamil 2/493
Post a Comment