Masa awal pernikahan biasanya menjadi masa-masa yang sangat menyenangkan bagi pasangan pengantin baru. Kemana-mana selalu ingin berdua, menikmati indahnya kebersamaan dengan pasangan halal.
Namun hal tersebut tidak dialami oleh pasangan pengantin satu ini. Sang istri justru merelakan suaminya untuk kembali menikah lagi. Hal itu dilakukannya saat mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain selain dirinya. Bahkan cintanya pada wanita itu melebihi cintanya pada istrinya.
Meski bersedih, wanita ini ikhlas menikahkan kembali suaminya. Ia bahkan memberikan harta berharganya untuk dipergunakan oleh suaminya. Tujuannya hanya satu, yaitu memberikan kebahagiaan pada orang yang dicintainya. Seperti apakah kisahnya ?
Jauh dari kota Chechnya, wilayah federasi Rusia, tinggal sepasang suami istri yang baru menikah. Layaknya pasangan pengantin baru, rasa cinta tumbuh bersemi dihati keduanya. Namun setelah dua bulan menikah, tiba-tiba suaminya mengatakan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan olehnya.
Sang suami mengatakan bahwa ia mencintai wanita lain dan cintanya pada wanita itu melebihi cintanya pada istrinya tersebut. Sang istri hanya terdiam, ia merenungkan perkataan suaminya dan bertanya, "apakah cintamu padanya melebihi cintamu padaku?"
Sang suami menjawab, "ya, aku mencintainya melebihi cintaku padamu."
Lantas sang istri pun berkata, "Oh suamiku, pergilah dan nikahi wanita itu. Sebab kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku dan kesenanganmu adalah kesenanganku."
Mendengar ucapan istrinya itu, sang suami mengatakan bahwa ia tidak memiliki uang yang cukup untuk menikahi wanita itu. Maka sang istri pun berkata, "Suamiku, ambillah perhiasan yang aku miliki. Jual-lah itu kemudian nikahilah wanita yang engkau cintai itu."
Sang suami pun merasa enggan untuk menerima pemberian istrinya, ia berkata "itu mungkin akan kau butuhkan suatu hari nanti."
Namun berkat dedikasi istrinya, sang suami pun menerima pemberian dari istrinya tersebut. Sang suami mengambilperhiasan istrinya itu dan menjualnya lalu kemudian berangkat mencari cintanya.
Akhirnya pasangan ini pun berpisah, meskipun mereka baru saja menikah. Lebih tepatnya setelah dua bulan menikah, sang suami meninggalkan istrinya itu demi mencari wanita yang dicintainya.
Satu bulan, dua bulan, satu tahun, dua tahun, tiga tahun telah berlalu. Namun sang suami tidak pernah datang mengunjungi istrinya yang telah ia tinggalkan.
Melihat kenyataan ini wanita itu hanya bisa menangis. Ia menyeka air matanya siang dan malam akibat merasakan kepahitan dari perpisahan. Namun tidak sedikitpun ia membenci suaminya yang telah lama meninggalkannya untuk menikahi wanita lain.
Wanita ini sangat merindukan suaminya, ia rindu berbicara dengan suaminya, rindu mendengar suara sang suami, mendengar kata-kata baik dari suaminya. Rindu yang teramat sangat, namun ia hanya bisa pasrah dan berharap cintanya itu segera datang menemuinya.
Tiba-tiba telepon berbunnyi, wanita ini merasa sangat bahagia seakan duni dalam genggamannya. Ia menyembunyikan suara sengaunya akibat kesedihan yang dialaminya. Ia tidak ingin suaminya tahu bahwa ia bersedih. Ia menyembunyikan rasa dukanya. Ia menutup rintihan dan rasa sakitnya dalam empat dinding hatinya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia kuat, ia tidak ingin membuat suaminya bersedih.
Ia pun bersegera mengangkat telepon yang sedari tadi berdering, sebuah suara yang berat diseberang berkata, "Aku ingin berbicara kepada saudari Heyya."
"Aku adalah Heyya" ucap wanita itu.
Suara dari seberang itu pun berkata, "Aku seorang ikhwan dari Chechnya, bersabarlah dan berharaplah pada pahala Allah sebab SUAMIMU MENINGGAL DALAM KEADAAN SYAHID SETELAH PERANG YANG BERAT MELAWAN RUSIA DI CHECHNYA HARI INI. Bersabarlah dan berharaplah akan pahala dari Allah."
Mendengar kabar yang mengejutkan tersebut wanita itu mencoba bertahan agar tidak jatuh dan tiba-tiba ia berkata, "Alhamdulillah."
Ia kemudian menutup telepon dan masuk ke kamarnya menahan kepedihan, rasa sakit dan juga bahagia. Semuanya bercampur menjadi sebuah emosi yang datang bersamaan.
Ternyata ibu dari wanita itu melihat gerak gerik anaknya tersebut. "Heyya, Heyya ada apa ? Siapa yang menelpon?" tanya ibunya.
Namun wanita itu tidak berkata apa-apa melainkan hanya menangis dan tertawa. Ibunya kemudian merangkulnya dan berkata, "Heyya katakanlah padaku apa yang terjadi, tolong katakanlah."
Akhirnya wanita itupun menceritakan kejadian yang dialaminya kepada ibunya.
Ia kemudian berkata kepada ibunya, "Oh ibuku, siapa saja yang ingin mengucapkan selamat kepadaku maka aku terima. Namun siapa saja yang ingin meratapi aku maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruanganku."
Dan ternyata hanya sedikit yang datang, bahkan bisa dihitung dengan jari.
Disamping rasa sedihnya, wanita ia merasa sangat bahagia. Ia bahagia karena akhirnya suaminya bisa bertemu dengan kekasihnya. Wanita itu berkata,
"Oh suamiku akhirnya kau menemukan kekasihmu. Suamiku engkau sekarang adalah pengantin dan kau akan menikah dengan 72 bidadari Hoor ul ayn. Tentunya mereka semua lebih cantik dibandingkan dengan aku dan lebih menyenangkan dibandingkan aku. Oh suamiku aku berharap aku bisa berbagi dengan si cantik dan menyenangkan Hoor ul ayn. apakah engkau akan melupakan aku? Jangan pernah, aku tidak ingin engkau melupakan aku. Selama tiga tahun aku telah merasakan kepahitan dari perpisahan kita dan tidak pernah mempercantik mataku. Namun aku berharap untuk diriku sendiri, aku berharap untuk diriku sendiri bahwa aku akan menemuimu di surga Firdaus. "
"Engkau adalah cintaku, engkau adalah pahlawan. Kau rela meninggalkan rumahmu yang nyaman untuk tinggal di dalam hutan dan gua-gua di Chechnya, dibawah dentuman bom dan granat. Engkau harus meninggalkan seorang perempuan muda untuk tidur di dalam salju dan bukit-bukit."
"Aku ingat apa yang pernah kau katakan kepadaku, "Heyya, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Situasi saat ini membuat saudara-saudari kita di Chechya telah direndahkan. Dan kini karena situasi inilah hatiku berduka dan air mata mengalir dari mataku."
"Oh suamiku, kau adalah seoarang pria dengan karakter yang baik, nasib yang menimpa ummat ini mengganggumu dan kau menyelesaikan kesusahan umat muslimin. Aku mengucapkan selamat kepadamu atas surga bi idhnillah. Aku mengucapkan selamat kepadamu atas.persahabatan mu dengan Hamza, Ja�far, Abu bakr, Mus�ab. Aku mengucapkan selamat kepadamu atas kehadiranmu bersama nabi kita tercinta nabi Muhammad SAW. Aku berharap untuk mu jalan yang tidak berliku. Aamiin. "
Post a Comment