http://ift.tt/2bqjWGW
POSMETRO INFO - Koalisi Kekeluargaan di Jakarta diprediksi bakal pecah bila PDIP benar-benar mendukung kandidat calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun demikian, bisa saja ada anggota Koalisi Kekeluargaan yang ikut dengan keputusan PDIP nantinya.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Biro Pemilu dan Pilkada Badan Saksi Pemilu Nasional PDIP, William Yani saat berbincang, Sabtu (20/8/2016). PDIP adalah pemrakarsa Koalisi Kekeluargaan. Peluang koalisi itu bubar gara-gara PDIP mendukung Ahok masih belum pasti.
"Menurut saya peluangnya masih 'fifty-fifty," kata Yani.
Soalnya, ada peluang sejumlah partai anggota koalisi kekeluargaan bakal ikut PDIP bahkan bila PDIP mendukung Ahok. Yani menjelaskan ada pernyataan dari para anggota koalisi bahwa mereka bakal ikut saja apa yang diputuskan PDIP.
"Bisa saja yang di koalisi malah mendukung. Ada 'statement', bila ada keputusan apapun dari PDIP maka mereka akan ikut. Tapi memang mereka lebih senang bila PDIP mendukung yang bukan Ahok," kata Yani yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Fraksi PDIP DPRD DKI.
Namun bila saja PDIP memutuskan mendukung Ahok kemudian para anggota koalisi kekeluargaan tak sepakat dan akhirnya hengkang, maka itu tidak jadi soal. Bagi PDIP Jakarta, Koalisi Kekeluargaan adalah penjajakan politik yang masih terpengaruh dinamika lanjutan.
"Koalisi itu kan penjajakan. Ketika keputusan diambil dan ada yang tidak 'sreg', maka itu hal biasa," kata Yani.
Dia meluruskan, Koalisi Kekeluargaan juga belum memutuskan sosok cagub yang akan didukung. Bila pernah disebut nama Sandiaga Uno sebagai cagub yang akan diusung, sesungguhnya hal itu belum final dalam koalisi kekeluargaan.
"Belum tentu (Sandiaga Uno). Kita belum ada keputusan," kata Yani.
Koalisi kekeluargaan berisi tujuh partai di tingkat Jakarta, yakni PDIP, Partai Gerindra, PKS, PPP, Partai Demokrat, PAN, dan PKB.
Sebenarnya, PDIP Jakarta juga sebagian besar tidak suka dengan Ahok. Namun sikap ini adalah sikap sebelum keputusan final PDIP soal Pilgub DKI 2017 diambil. Bila memang benar PDIP pasti mendukung Ahok, maka PDIP Jakarta bakal patuh terhadap keputusan itu.
"Sebelum ada keputusan, kalau ada dialektika berbeda pendapat, itu biasa. Namun kalau Ketua Umum sudah resmi memutuskan,maka kita ikut. Sampai sekarang belum ada keputusan. Jadi hari ini pengurus Jakarta lebih banyak yang tidak suka Ahok," kata Yani yang mengakui peluang Ahok didukung PDIP memang kuat. (dtk)
Post a Comment